JAMBI- Pimpinan Bank Indonesia (BI) Perwakilan
Jambi, Marlison Hakim, mengatakan pertumbuhan ekonomi Jambi saat ini
mencapai 6,81% diatas nasional. Kemudian untuk inflasi, Jambi 4,2%
dibawah nasional. Ini disampaikan Marlison saat acara coffe morning
bersama Pemerintah Provinsi Jambi, pihak perbankan, dan pelaku usaha
lainnya, Selasa (15/1), di rumah dinas Gubernur Jambi.
Dalam kesempatan tersebut, Marlison mengajak para pelaku ekonomi di Jambi, khususnya pihak perbankan dan pengusaha, untuk duduk bersama dengan pemerintah daerah guna membangun sinergitas pembangunan ekonomi di Propinsi Jambi. Menurut Marlison, awal tahun 2013 ini hendaknya dijadikan momentum yang tepat sebagai refleksi ke depan, karena tahun 2012 yang lalu pencapaian kinerja pertumbuhan ekonomi Jambi masih dapat terjaga dengan baik ditengah gejolak ketidakpastian.
Perbankan di Propinsi Jambi sendiri di tahun 2013 ini menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, dimana jumlah kantor bertambah dari 25 kantor hingga menjadi 330 kantor bank. Kemudian aset bank tercatat saat ini Rp 24 triliun atau meningkat 14,3% lebih tinggi dari nasional yg hanya 10,3%. Ada lagi dana masyarakat yang dihimpun sebesar Rp 17,7 triliun meningkat 8%, namun sedikit lebih rendah dari nasional 10,3%. "Yang sangat menggembirakan adalah kinerja penyaluran kredit yang tercatat sebesar Rp 18,8 triliun atau meningkat 25% jauh lebih tinggi dari peningkatan nasional yang hanya 17,5%," urainya.
Ditambahkannya, peningkatan pertumbuhan ekonomi, khususnya disektor perbankan tersebut dan juga pesatnya peningkatan kredit investasi, mencerminkan Propinsi Jambi merupakan daerah yang aman, kondusif dan bersahabat bagi investor yang akan menanamkan investasinya. Berbekal pencapaian tersebut, tentunya Bank Indonesia dan pelaku ekonomi optimis bahwa ditahun 2013 iklim dan prospek usaha akan terus menggeliat, bahkan akan bisa lebih baik dari tahun lalu. Apalagi dengan akan adanya beberapa proyek besar dan pengembangan infrastruktur yang akan dimulai oleh pemerintah daerah, peningkatan dalam alokasi belanja modal dalam tahun 2013 ini, serta peningkatan PMA, memberikan signal bahwa peningkatan pembangunan akan terus berlanjut.
"Bank Indonesia Jambi sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Propinsi Jambi di tahun 2013 pada kisaran 7,3% sampai 7,5%. Untuk pencapian proyeksi tersebut, Bank Indonesia mendorong indikator utama perbankan seperti aset, penghimpunan dana, dan kredit, dapat tumbuh pada kisaran 20% sampai 25%. Kami menyakini hal itu dapat tercapai," terangnya. Pencapaian tersebut, sambung Marlison, tentunya memerlukan koordinasi dan sinergitas antara semua pihak, terutama perbankan, pengusaha, dan pemerintah. "Sinergitas ini diperlukan untuk membangun keselarasan dan sharing informasi antara ketiga pihak tersebut sehingga memiliki arah dan sasaran yang sama dalam pencapaian tujuan ekonomi," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Marlison mengajak para pelaku ekonomi di Jambi, khususnya pihak perbankan dan pengusaha, untuk duduk bersama dengan pemerintah daerah guna membangun sinergitas pembangunan ekonomi di Propinsi Jambi. Menurut Marlison, awal tahun 2013 ini hendaknya dijadikan momentum yang tepat sebagai refleksi ke depan, karena tahun 2012 yang lalu pencapaian kinerja pertumbuhan ekonomi Jambi masih dapat terjaga dengan baik ditengah gejolak ketidakpastian.
Perbankan di Propinsi Jambi sendiri di tahun 2013 ini menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, dimana jumlah kantor bertambah dari 25 kantor hingga menjadi 330 kantor bank. Kemudian aset bank tercatat saat ini Rp 24 triliun atau meningkat 14,3% lebih tinggi dari nasional yg hanya 10,3%. Ada lagi dana masyarakat yang dihimpun sebesar Rp 17,7 triliun meningkat 8%, namun sedikit lebih rendah dari nasional 10,3%. "Yang sangat menggembirakan adalah kinerja penyaluran kredit yang tercatat sebesar Rp 18,8 triliun atau meningkat 25% jauh lebih tinggi dari peningkatan nasional yang hanya 17,5%," urainya.
Ditambahkannya, peningkatan pertumbuhan ekonomi, khususnya disektor perbankan tersebut dan juga pesatnya peningkatan kredit investasi, mencerminkan Propinsi Jambi merupakan daerah yang aman, kondusif dan bersahabat bagi investor yang akan menanamkan investasinya. Berbekal pencapaian tersebut, tentunya Bank Indonesia dan pelaku ekonomi optimis bahwa ditahun 2013 iklim dan prospek usaha akan terus menggeliat, bahkan akan bisa lebih baik dari tahun lalu. Apalagi dengan akan adanya beberapa proyek besar dan pengembangan infrastruktur yang akan dimulai oleh pemerintah daerah, peningkatan dalam alokasi belanja modal dalam tahun 2013 ini, serta peningkatan PMA, memberikan signal bahwa peningkatan pembangunan akan terus berlanjut.
"Bank Indonesia Jambi sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Propinsi Jambi di tahun 2013 pada kisaran 7,3% sampai 7,5%. Untuk pencapian proyeksi tersebut, Bank Indonesia mendorong indikator utama perbankan seperti aset, penghimpunan dana, dan kredit, dapat tumbuh pada kisaran 20% sampai 25%. Kami menyakini hal itu dapat tercapai," terangnya. Pencapaian tersebut, sambung Marlison, tentunya memerlukan koordinasi dan sinergitas antara semua pihak, terutama perbankan, pengusaha, dan pemerintah. "Sinergitas ini diperlukan untuk membangun keselarasan dan sharing informasi antara ketiga pihak tersebut sehingga memiliki arah dan sasaran yang sama dalam pencapaian tujuan ekonomi," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar