Rabu, 16 Januari 2013

Ekonomi Jambi Tumbuh 9,1 %, Tertinggi Se-Sumatera


Pertumbuhan ekonomi Jambi dari tahun ke tahun terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Jika dilihat dari Agustus 2010 ke Agustus 2011, ekonomi Jambi tumbuh 9.1 persen. Angka ini merupakan tertinggi se-Sumatera.
“Q (Triwulan II) to Q (Triwulan III) ekonomi Jambi tumbuh 3.3 persen yang merupakan tertinggi ketiga di Sumatera. Namun, jika Y (Agustus 2010) on Y (Agustus 2011) ekonomi kita tertinggi di Sumatera, yakni 9.1 persen. Setelah itu diikuti Kepulauan Riau dan Bengkulu,” kata Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Pusat Badan Statistik (BPS) Provinsi Jambi melalui stafnya Budi Kurniawan pada rilis berita resmi BPS, kemarin (7/11).
Budi menjelaskan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada triwulan III 2011 meningkat 3.3 persen dibandingkan triwulan II 2011. Peningkatan tersebut didukung hampir semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 5.1 persen. Sedangkan pertumbuhan terkecil terjadi pada sektor listrik, gas dan air bersih, yakni sebesar 1.8 persen.
Menurut Budi, kenaikan pada sektor perdagangan, hotel dan restoran dikarenakan triwulan ketiga ini bertepatan dengan Ramadhan, Lebaran dana libur sekolah. “Adapun subsektor terbesar adalah perdagangan,” katanya.
Jika perekonomian Jambi diukur berdasarkan PDRB, harga berlaku pada triwulan III 2011 ini angkanya mencapai Rp 17.245,08 miliar, naik dari Rp 16.165 miliar pada triwulan II. Jika berdasarkan harga konstan 2000 juga naik, dari Rp 4.682 miliar pada triwulan II menjadi Rp 4.838 miliar pada triwulan III. Kenaikan sebesar 3.3 persen ini merupakan kenaikan ketiga se Sumatera. Setelah Sumatera Selatan tumbuh 5.37 persen dan Sumatera Utara 3.55 persen.
Secara makro, kata Budi, ekonomi Jambi tumbuh cukup sehat dan cukup menggembirakan, walaupun dari sisi penggunaan, PDRB Jambi masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga, yakni 58.7 persen. “Memang didominasi pengeluaran rumah tangga, namun angka itu telah turun dari 64.6 persen pada triwulan III 2010 menjadi 58.7 persen pada triwulan III 2011. Konsumsi pemerintah pun juga berkurang dari 17.8 menjadi 16.8 persen,” terangnya.
Meski berdasarkan persentasenya berkurang, namun Budi tidak menapik, jika dihitung nilainya, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan, dari triwulan II 2011 naik pada triwulan III 2011. “Nilainya memang naik, tapi dalam hal ini kita menghitung persentasenya. Kenaikan itu lebih disebabkan faktor harga barang yang naik,” ujarnya.
Dijelaskan Budi pula, alasan ekonomi Jambi dapat dikatakan sehat ditandai oleh laju pertumbuhan ekspor yang tinggi dan nilai ekspor netto yang positif. Peningkatan peran komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMBT) yang diikuti oleh laju pertumbuhan serta menurunnya peran konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
“Ini menandakan saat ini swasta mulai menunjukan perannya pada perekonomian Jambi. Terbukti dengan meningkatnya Pembentukan Modal Tetap Bruto yang menunjukan iklim investasi di Jambi semakin baik,” tambahnya.
Namun secara riil, Budi mengakui, ekonomi Jambi masih tergantung dengan Minyak dan Gas (Migas). Hal ini bisa dilihat dari PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III 2011 yang bila dibandingkan dengan triwulan III 2010 (y-on-y) tumbuh sebesar 7.6 persen tanpa migas dan 9.1 persen dengan migas. “Secara makro kita sehat, namun secara riil kita masih tergantung dengan migas,” tegas Budi.
Pertumbuhan ekonomi ini diikuti pula oleh menurunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jambi. Pada Agustus 2011 turun menjadi 4.02 persen dari 5.39 persen pada Agustus 2010. Sementara itu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik menjadi 67.67 dari 65.78 pada Agustus 2010.
“TPT Jambi ini lebih rendah dari Nasional. Jambi 4.02 sedangkan Nasional 6.56,” kata Budi. Walau demikian Budi mengakui, jika dibandingkan pada triwulan II 2011, TPT Jambi memang naik yakni dari 3.85 menjadi 4.2 pada Triwulan III.
Pakar Ekonomi dari Universitas Jambi Profesor Amri Amir, menilai pertumbuhan ekonomi Jambi saat ini yang sangat bagus dan fantastis. Walaupun tanpa migas, pertumbuhan ekonomi menjadi tetap bagus dan menggembirakan apalagi dikurangi dengan turunnya angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
“Ini adalah kabar yang menggembirakan. Artinya pertumbuhan ekonomi berkualitas dan bagus terbukti dengan angka penggangguran yang berkurang. Walaupun dari Februari ke Agustus 2011 meningkat, tapi itu bukan indikatornya. Angka tersebut tentu di luar target Nasional,” ungkap calon raktor Universitas Jambi (Unja) ini saat dihubungi via telepon.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Unja ini berharap pertumbuhan tersebut terus menunjukan angka yang menggembirakan sampai Desember 2011 nanti. “Memang semuanya perlu dicek kembali, tapi jika dilihat dari data seperti TPT yang menurun, Jambi yang mengalami deflasi, penggunaan konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang menurun, ekspor yang positif serta investasi yang baik, artinya ekonomi Jambi sangat fantastis,” pungkasnya.

PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI 6,81% DIATAS NASIONAL

JAMBI- Pimpinan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jambi, Marlison Hakim, mengatakan pertumbuhan ekonomi Jambi saat ini mencapai 6,81% diatas nasional. Kemudian untuk inflasi, Jambi 4,2% dibawah nasional. Ini disampaikan Marlison saat acara coffe morning bersama Pemerintah Provinsi Jambi, pihak perbankan, dan pelaku usaha lainnya, Selasa (15/1), di rumah dinas Gubernur Jambi.
Dalam kesempatan tersebut, Marlison mengajak para pelaku ekonomi di Jambi, khususnya pihak perbankan dan pengusaha, untuk duduk bersama dengan pemerintah daerah guna membangun sinergitas pembangunan ekonomi di Propinsi Jambi. Menurut Marlison, awal tahun 2013 ini hendaknya dijadikan momentum yang tepat sebagai refleksi ke depan, karena tahun 2012 yang lalu pencapaian kinerja pertumbuhan ekonomi Jambi masih dapat terjaga dengan baik ditengah gejolak ketidakpastian.

F:Ade Sukma
F:Ade Sukma
Perbankan di Propinsi Jambi sendiri di tahun 2013 ini menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, dimana jumlah kantor bertambah dari 25 kantor hingga menjadi 330 kantor bank. Kemudian aset bank tercatat saat ini Rp 24 triliun atau meningkat 14,3% lebih tinggi dari nasional yg hanya 10,3%. Ada lagi dana masyarakat yang dihimpun sebesar Rp 17,7 triliun meningkat 8%, namun sedikit lebih rendah dari nasional 10,3%. "Yang sangat menggembirakan adalah kinerja penyaluran kredit yang tercatat sebesar Rp 18,8 triliun atau meningkat 25% jauh lebih tinggi dari peningkatan nasional yang hanya 17,5%," urainya.

Ditambahkannya, peningkatan pertumbuhan ekonomi, khususnya disektor perbankan tersebut dan juga pesatnya peningkatan kredit investasi, mencerminkan Propinsi Jambi merupakan daerah yang aman, kondusif dan bersahabat bagi investor yang akan menanamkan investasinya. Berbekal pencapaian tersebut, tentunya Bank Indonesia dan pelaku ekonomi optimis bahwa ditahun 2013 iklim dan prospek usaha akan terus menggeliat, bahkan akan bisa lebih baik dari tahun lalu. Apalagi dengan akan adanya beberapa proyek besar dan pengembangan infrastruktur yang akan dimulai oleh pemerintah daerah, peningkatan dalam alokasi belanja modal dalam tahun 2013 ini, serta peningkatan PMA, memberikan signal bahwa peningkatan pembangunan akan terus berlanjut.

"Bank Indonesia Jambi sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Propinsi Jambi di tahun 2013 pada kisaran 7,3% sampai 7,5%. Untuk pencapian proyeksi tersebut, Bank Indonesia mendorong indikator utama perbankan seperti aset, penghimpunan dana, dan kredit, dapat tumbuh pada kisaran 20% sampai 25%.  Kami menyakini hal itu dapat tercapai," terangnya. Pencapaian tersebut, sambung Marlison, tentunya memerlukan koordinasi dan sinergitas antara semua pihak, terutama perbankan, pengusaha, dan pemerintah. "Sinergitas ini diperlukan untuk membangun keselarasan dan sharing informasi antara ketiga pihak tersebut sehingga memiliki arah dan sasaran yang sama dalam pencapaian tujuan ekonomi," pungkasnya.

Peranan dan Manfaat TIK dalam Menunjang Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi merupakan sebuah hal yang sangat krusial dalam kehidupan kita sebgai manusia. Dunia ekonomi merupakan sebuah dunia yang sangat penting untuk di pelajari, melihat betapa seringnya rutinitas kita dalam dunia ekonomi.Didalam kegiatannya perekonomian membutuhkan dan mempunyai berbagai faktor penunjang seperti sumberdaya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), sumberdaya tekhnologi (technology resources). Sumberdaya technology/technology resources merupakan sumberdaya pendukung yang berguna untuk mempermudah dalam berbagai hal. Dalam pelaksanaannya technology resources biasa di kenal dengan TIK (technology informasi dan komunikasi).
 Dengan adanya internet proses perdagangan tidak membutuhkan waktu yang lama atau berjam-jam dan bisa melakukan perdagang dengan waktu yang sangat singkat. Ini juga bisa menghemat waktu. Disisi lain juga mempunyai peranan untuk membantu perusahaan yang mempunyai sistem TIK untuk mendukung bisnisnya. Perusahaan juga bisa mudah untuk mencari informasi dari luar atau perkembangan dunia ekonomi di luar. Peningkatan perusahaan akan bisa berkembang karena bisa mudah untuk menjalankan pekerjaan.
Manfaatnya juga banyak yaitu perusahaan bisa mudah menjalankan kinerjanya, sangat membantu menjalankan bisnis perusahaan, bisa memperoleh informasi dari luar, membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk proses perdagangan. Dan bila sistim TIK dalam perusahaan sangat mendukung perusahaan akan bisa memperoleh pendapataan yang diinginkan perusahaan.
TIK sangat mendukung dalam bidang ekonomi yaitu membantu menjalakan bisnis karena sangat mudah dan tidak melalui proses yang lama, karena itu bisa menghambat pendapatan perusahaan bila proses perdagangannya lama.